, ,

Ikan Terbang di Pesisir Sendana Majene Diolah Jadi Inovasi Pangan Bernilai Ekonomi

oleh -193 Dilihat
oleh

Ruang Majene – Ikan Terbang di Pesisir Sendana Majene Diolah Jadi Inovasi Pangan Bernilai Ekonomi Pesisir Kecamatan Sendana, Kabupaten Majene, dikenal sebagai salah satu daerah penghasil ikan terbang (Hirundichthys oxycephalus) yang melimpah. Selama ini ikan yang khas dengan sirip panjang menyerupai sayap itu lebih banyak dijual dalam bentuk segar atau diasinkan. Namun kini, nelayan bersama kelompok masyarakat pesisir mulai mengembangkan inovasi pangan berbasis ikan terbang yang diyakini mampu memberi nilai tambah ekonomi bagi daerah.


Kuliner Ikan Terbang Somba Diserbu Pemudik di Sulbar

baca juga:Mengenal Sesar Lembang: Lokasi hingga Aktivitas Pergerakan

Dari Konsumsi Harian ke Produk Inovatif

Ikan terbang telah lama menjadi bagian dari menu sehari-hari masyarakat pesisir Sendana. Biasanya diolah dengan cara digoreng, dibakar, atau dibuat ikan asin. Akan tetapi, kelompok usaha kecil menengah (UKM) di wilayah ini mencoba memberikan sentuhan baru, seperti mengolahnya menjadi abon ikan terbang, kerupuk, nugget, hingga bakso ikan.

“Kami ingin ikan terbang tidak hanya dikenal sebagai lauk rumahan, tetapi juga punya nilai jual tinggi lewat produk olahan modern. Dengan begitu, nelayan bisa lebih sejahtera,” ujar Rahman (45), ketua kelompok pengolah ikan di Sendana.


Dukungan Pemerintah Daerah

Pemerintah Kabupaten Majene menyambut baik inisiatif tersebut. Melalui Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP), Pemkab memberikan pelatihan pengolahan, bantuan peralatan, serta pendampingan pemasaran.

“Kami melihat potensi besar ikan terbang di Sendana. Jika hanya dijual segar, harganya terbatas. Tapi jika diolah menjadi produk bernilai tambah, bisa masuk pasar regional bahkan nasional,” kata Kepala DKP Majene.

Pemerintah juga tengah mendorong proses sertifikasi halal dan izin edar bagi produk-produk inovatif ini agar bisa menembus pasar yang lebih luas.


Potensi Ekspor

Selain pasar domestik, ikan terbang sebenarnya juga diminati di luar negeri, khususnya di kawasan Asia Timur. Beberapa negara menjadikannya bahan baku kuliner khas, seperti telur ikan terbang (tobiko) yang populer di Jepang untuk olahan sushi.

“Kalau kita bisa kembangkan produk olahan berkualitas, bukan tidak mungkin Majene bisa jadi salah satu daerah pemasok ikan terbang olahan ke pasar ekspor,” ungkap seorang pengusaha muda asal Majene, Nurul Aisyah (32).


Cerita Nelayan dan Tantangan

Bagi nelayan, ikan terbang merupakan salah satu tangkapan musiman yang memberi tambahan pendapatan. Namun, harga jual yang fluktuatif sering kali membuat keuntungan mereka tidak stabil.

“Kalau musimnya bagus, hasil tangkapan bisa banyak sekali. Tapi harga di pasar rendah karena pasokan berlimpah. Dengan adanya olahan abon dan nugget ini, hasil tangkapan kami bisa lebih bermanfaat,” ujar Ambo (50), nelayan asal pesisir Sendana.

Meski begitu, tantangan yang dihadapi adalah ketersediaan fasilitas pengolahan skala besar, kemasan yang memenuhi standar, serta akses pemasaran ke luar daerah.


Dampak Ekonomi Lokal

Sejak program inovasi ini dijalankan, beberapa kelompok usaha di Sendana mengaku pendapatan mereka meningkat. Produk olahan ikan terbang mulai dipasarkan di pasar lokal Majene, toko oleh-oleh, hingga dipromosikan melalui media sosial.

“Dulu hanya jual ikan segar dengan untung tipis. Sekarang dengan abon ikan terbang, bisa kami jual Rp30 ribu per bungkus. Hasilnya jauh lebih menguntungkan,” kata Fatimah (38), ibu rumah tangga yang tergabung dalam kelompok pengolah ikan.


Harapan ke Depan

“Kami ingin olahan ikan terbang menjadi produk unggulan daerah. Selain melestarikan budaya kuliner lokal, juga membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat pesisir,” pungkas Kepala DKP Majene.


Penutup

Shoppe Mall

No More Posts Available.

No more pages to load.