, ,

Kelelahan Mengantre, Pendaftar SKCK di Majene Pingsan

oleh -131 Dilihat
oleh

Ruang Majene – Suasana di Mapolres Majene mendadak riuh pada Selasa pagi Seorang warga yang sedang mengantre untuk membuat Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) tiba-tiba jatuh pingsan. Peristiwa ini sontak mengundang perhatian masyarakat dan memunculkan sorotan terhadap sistem pelayanan publik yang kerap menimbulkan antrean panjang.

baca juga :Ikan Terbang di Pesisir Sendana Majene Diolah Jadi Inovasi Pangan Bernilai Ekonomi

Kronologi Kejadian

Saksi mata menyebutkan, korban—seorang pemuda yang hendak melengkapi syarat melamar pekerjaan—sudah datang sejak pagi buta untuk mengantre di loket SKCK. Namun, jumlah pemohon yang membludak membuat antrean tak kunjung bergerak cepat.

“Dia terlihat lemas, mungkin belum sempat sarapan. Tiba-tiba jatuh pingsan saat berdiri di antrean,” kata salah seorang pendaftar lain.

Petugas segera mengevakuasi pemuda tersebut ke ruang kesehatan terdekat. Setelah diberi pertolongan pertama dan minum, kondisinya berangsur pulih.

Antrean Panjang Jadi Keluhan

Insiden ini membuka kembali persoalan klasik: antrean panjang dalam pengurusan dokumen kepolisian. Banyak warga mengeluhkan harus menunggu berjam-jam untuk mendapat pelayanan SKCK, apalagi di musim pendaftaran CPNS, rekrutmen TNI/Polri, atau lowongan kerja massal.

“Kadang antrean bisa sampai ke halaman. Kalau tidak bawa bekal minum atau makanan, bisa sangat melelahkan,” ungkap seorang warga Majene yang juga hadir di lokasi.

Respons Polres Majene

Menanggapi peristiwa ini, pihak Polres Majene menyatakan prihatin sekaligus memastikan akan melakukan evaluasi. Kasubbag Humas Polres Majene menegaskan, pelayanan SKCK akan ditingkatkan dengan memperbanyak loket, menambah tenaga pelayanan, serta mengoptimalkan pendaftaran daring.

“Kami turut prihatin atas kejadian ini. Ke depan, kami berkomitmen memperbaiki sistem agar antrean tidak menimbulkan kelelahan bagi pemohon,” ujarnya.

Pentingnya Layanan Berbasis Digital

Peristiwa pingsannya pemohon SKCK ini sekaligus menguatkan pentingnya percepatan digitalisasi layanan publik. Melalui sistem SKCK Online yang sebenarnya sudah tersedia, masyarakat bisa mengisi formulir dan mengunggah berkas dari rumah, lalu datang ke kantor polisi hanya untuk verifikasi dan sidik jari.

Namun, keterbatasan literasi digital dan akses internet di sebagian masyarakat membuat layanan daring belum sepenuhnya optimal. “Kalau SKCK online dimaksimalkan, antrean panjang bisa berkurang drastis,” kata seorang aktivis pemuda Majene.

Cermin Pelayanan Publik

Insiden ini juga menjadi pengingat bahwa pelayanan publik bukan hanya soal ketepatan prosedur, tetapi juga kenyamanan dan kemanusiaan. Penyedia layanan diharapkan lebih peka terhadap kondisi masyarakat, terutama saat antrean membludak.

“Hal sederhana seperti menyediakan kursi tambahan, ruang tunggu yang layak, atau pembagian nomor antrean yang jelas bisa mencegah hal-hal seperti ini,” ujar seorang tokoh masyarakat Majene.

Penutup

Meski akhirnya pemohon SKCK yang pingsan tersebut dapat tertolong dan kondisinya membaik, kejadian ini tetap meninggalkan pelajaran penting. Bahwa di era digital, pelayanan publik harus lebih adaptif, cepat, dan ramah masyarakat.

Antrean panjang yang melelahkan bukan sekadar soal teknis, tetapi menyangkut martabat warga yang datang untuk memenuhi kewajibannya. Kejadian di Majene menjadi alarm bagi semua instansi: sudah saatnya pelayanan publik tidak hanya sekadar berjalan, tetapi juga menyejahterakan dan manusiawi.

Shoppe Mall

No More Posts Available.

No more pages to load.